Wednesday, February 03, 2016

Pertemuan Singkat

Suatu hari aku pernah betemu dengan seseorang di tengah perjalananku, aku banyak belajar dari kisah yang ia sampaikan kepadaku. Sosoknya memang tidak terlalu terbuka, namun seiring perjalanan ia mulai bercerita banyak. Hidupnya yang keras karna perihnya kehidupan, membuatnya terlihat lebih tegar dari siapapun. Walaupun ia mencoba menutupinya, aroma luka terhirup disetiap senyum simpulnya. Akupun hanya bisa tersenyum dan tak jarang aku mengutuk diriku yang jarang bersyukur.

Kusutnya untaian kehidupan membuatnya lupa akan rasa lelah. Mungkin bukan lupa, ia hanya pandai menutupi rasa lelah yang sebenarnya sudah menjalar ke seluruh bagian tubuhnya, berbeda denganku yang selalu mengeluh.

Sejenak kami beristirahat di sebuah taman bunga, menikmati semilir angin yang membawa daun daun kering. Secangkir kopi yang baru saja di beli menemani perbicangan kami. Tak perlu mahal, hanya kopi sachet yang diseduh di gelas plastik berukuran kecil. Hidupnya yang sederhana terlihat lebih bahagia, seakan tak ada beban yang menopang. Setelah puas beristirahat dan menikmati sekitar, kami pun melanjutkan perjalanan.

Yang paling menarik adalah hampir disepanjang perjalanan, ia menceritakan padaku bagaimana ia mencintai seseorang dengan tulusnya, aku merasakan ketulusan di setiap bait kata yang ia rangkai dengan indahnya, dapat kurasakan pula hatinya yang lembut berbalut kasih sayang yang luar biasa besarnya. Walau terkadang ia terlihat tidak peduli dengan sekitarnya, aku yakin itu hanya salah satu cara untuk mengobati lukanya.

Perbincangan kami terhenti di tengah persimpangan, ternyata ia harus melanjutkan perjalanan di arah yang berbeda, walaupun rasanya aku belum puas mendengar ceritanya. Diujung pertemuan singkat ini, iya tersenyum hangat dan berkata,

“selamat tinggal”

Lalu ia membalikkan badannya dan berjalan menjauh, aku masi mematung dipersimpangan ini, melihat raganya yg perlahan memudar ditelan kabut. Bahkan aku tak sempat mengucapkan terimakasih atas kisah yang telah ia ceritakan kepadaku.

Kini aku kembali melanjutkan perjalananku, berharap di sebuah persimpangan berikutnya kami dapat bertemu kembali dengan kisahnya yang luar biasa, walaupun ia telah mengucapkan selamat tinggal.



No comments:

Post a Comment