Satu per satu, gugur kembali kelopak itu,
Kemarau pun tiba rupanya,
bunga yang sempat mekar indah
telah sampai di ujung kisahnya.
Sakit, rupanya,
menyaksikan kelopak itu berjatuhan,
meninggalkan tangkainya perlahan,
hingga yang tersisa hanya batang
yang kian menguning dalam sepi.
Kini aku sadar,
wanginya perlahan memudar.
Namun ingatan masih menyimpan,
betapa harum, betapa indah,
betapa bahagia kala itu.
Biarlah…
tangkai itu tak lagi sanggup
memeluk kelopaknya.
Mungkin memang sudah saatnya ia melepaskan,
sebab segala yang indah
punya masanya untuk pergi.
Setidaknya,
pernah ada cerita tentangnya,
wanginya pernah dinikmati,
mekarnya pernah dikagumi, keindahannya,
yang pernah menjadi bagian dari duniaku.
No comments:
Post a Comment